IDENTIFIKASI KESALAHAN PENERAPAN KAIDAH EJAAN DAN PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF SERTA IDENTIFIKASI TEKNIK PENYAJIAN PARAGRAF
JAWABAN
1.
Pendahuluan
Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pestisida
adalah subtansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai
hama. Dalam bidang pengendalian hama tanaman, kita masih mengandalkan
penggunaan pestisida sintesis. Karenanya kebutuhan akan pestisida sintesis
setiap tahunnya selalu meningkat (Sudarmo, 1991).
Penggunaan
pestisida sintesis yang semakin tinggi tidak baik karena pestisida sintesis
adalah racun yang dapat mematikan jasad hidup. Maka dalam penggunaannya dapat
memberikan pengaruh yang tidak diinginkan terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan pada umumnya. Sehubungan dengan sifatnya yang demikian, maka komisi
pestisida telah mengidentifikasi berbagai kemungkinan yang timbul sebagai
akibat penggunaan pestisida seperti keracunan terhadap pemakai dan pekerja,
keracunan terhadap ternak dan hewan piaraan, keracunan terhadap ikan, keracunan
terhadap satwa liar, keracunan terhadap tanaman, kematian musuh alami jasad
pengganggu, resistensi jasad pengganggu dan meninggalkan residu (Sudarmo,
1991).
Pestisida
alami merupakan alternatif untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh
pestisida sintesis. Pestisida alami adalah produk alami seperti daun, bunga,
buah, biji, dan batang yang mempunyai kelompok metabolit sekunder senyawa
bioaktif (Sudarma, 2009). Jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari
lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya
mudah hilang (Kardinan, 2001). Beberapa tumbuhan menghasilka racun, ada juga
yang mengandung senyawa – senyawa kompleks yang dapat mengganggu siklus
pertumbuhan serangga, sistem pencernaan atau mengubah prilaku serangga (Anonim1,
2006).
Salah
satu tanaman yang bisa digunakan sebagai pestisida alami adalah tembakau karena
mengandung senyawa kimia yang berperan sebagai racun. Bahan aktif yang beracun
dan telah dikenal adalah nikotin. Dimana golongan nikotin dan alkaloid lainnya,
bekerja sebagai insektisida kontak atau racun perut, terbatasnya pada serangga
yang kecil dan bertubuh lunak. Dengan demikian diduga bagian tembakau juga
mengandung bahan insektisida (Info Tek, 2008).
Batang
tembakau merupakan bahan organik yang mengandung selulosa, hemiselulosa, lignin
dan nikotin. Senyawa – senyawa tersebut berpotensi pada pembentuka senyawa –
senyawa penyusun asap cair setelah dilakukan pirolisis. Dalam asap cair hasil
pirolisis daun tembakau terdapat beberapa jenis senyawa kimia yang beracun dan
karsinogenik seperti senyawa nikotin, benzene, benzopirine (tar), merupakan
fase partikulat, sedangkan oksigen, karbon monoksida, ammonia, H2S.
N2, dhimethylnitrosamin, formaldehid, hidrogen sianida merupakan
fase gas (Darmadji, 2004).
Data
Departemen pertanian menunjukka bahwa produksi tembakau di NTB mencapai 75%
kebutuhan nasional (Deptan, 2009). Dapat dilihat bahwa produksi tembakau di
Nusa Tenggara Barat sangat besar dan sebagian besar daun tembakau dimanfaatkan
untuk produksi rokok, sedangkan batang dari tembakau virginia ini belum
dimanfaatkan secara optimal (masih menjadi limbah), sebagian dimanfaatkan
sebagai kayu bakar yang dapat menimbulkan asap. Dimana asap yang dihasilkan
dari proses pembakaran ini merupakan salah satu faktor penyebab pemanasan
global (global warming), dilihat dari
sisi ekonomi juga pemanfaatan batang tembakau ini kurang memiliki nilai
ekonomis, sehingga perlu dilakukan pengkajian agar dapat dimanfaatkan dan
ditingkatkan nilai ekonomisnya yaitu dengan melakukan pirolisis pada batang
tembakau sehingga didapatkan asap. Asap hasil pirolisis pada batang tembakau
dapat dikonversikan menjadi asap cair dengan begitu asap hasil pembakaran
batang tembakau tidak menjadi bahan pencemar, akan tetapi dapat menjadi bahan
yang bermanfaat. Salah satu pemanfaatan asap cair adalah sebagai pestisida
alami. Untuk dapat mengetahui apakah asap cair dari hasil pirolisis batang tembakau mempunyai toksisitas sebagai pestisida
alami maka diperlukan penelitian lebih lanjut. Alasan ini melatarbelakangi
pemilihan judul “Pemanfaatan Asap Cair
Dari Pirolisis Batang Tembakau Virginia Yang Berpotensi Sebagai Bahan Aktif
Pestisida Alami”.
2.
Identifikasi
kesalahan ejaan dan penulisan kata
Keteranagan : kuning = menunjukkan letak kesalahan.
hijau =
menunnjukkan perbaikan terhadap kalimat atau kata.
a.
Penggunaan
tanda titik(.)
1. - kalimat : “Dalam asap cair hasil
pirolisis daun tembakau terdapat beberapa jenis senyawa kimia yang beracun dan
karsinogenik seperti senyawa nikotin, benzene, benzopirine (tar), merupakan
fase partikulat, sedangkan oksigen, karbon monoksida, ammonia, H2S. N2,
dhimethylnitrosamin, formaldehid, hidrogen sianida merupakan fase gas
(Darmadji, 2004).”
-
Penjelasan
kesalahan
: kesalahan dalam kalimat tersebut ialah pada penggunaan tanda titik (.) yang
terdapat diantara kata H2S. N2,
yang seharusnya menggunakan tanda koma (,) karena merupakan suatu perincian.
Dalam kalimat tersebut juga terdapat kesalahan lain yang akan dijelaskan dalam
penjelasan kesalahan berikutnya yang sengaja tidak dijelaskan dalam
identifikasi ini.
-
Perbaikan :
“…merupakan fase partikulat, sedangkan oksigen, karbon monoksida, ammonia, H2S, N2,
dhimethylnitrosamin, formaldehid, hidrogen sianida merupakan fase gas
(Darmadji, 2004).”
b.
Penggunaan
tanda koma(,)
1.
- kalimat
: : “Dalam asap cair hasil pirolisis daun tembakau terdapat beberapa jenis
senyawa kimia yang beracun dan karsinogenik seperti senyawa nikotin, benzene, benzopirine (tar), merupakan
fase partikulat, sedangkan oksigen, karbon monoksida, ammonia, H2S.
N2, dhimethylnitrosamin, formaldehid, hidrogen sianida merupakan
fase gas (Darmadji, 2004).”
-
Penjelasan
kesalahan
: kesalahan dalam kalimat tersebut terdapat pada penggunaan tanda koma (,) yang
terdapat dalam kalimat yang berwarna kuning diatas yakni, diantara kata benzopirine
(tar) dan merupakan. Seharusnya tidak ditambahkan tanda koma (,) diantara
kedua kata tersebut.
-
Perbaikan :
“Dalam asap cair hasil pirolisis daun tembakau terdapat beberapa jenis senyawa
kimia yang beracun dan karsinogenik seperti senyawa nikotin, benzene, benzopirine (tar) merupakan fase
partikulat, sedangkan oksigen, karbon monoksida, ammonia, H2S.
N2, dhimethylnitrosamin, formaldehid, hidrogen sianida merupakan
fase gas (Darmadji, 2004).”
c.
Kesalahan
penulisan kata
1.
- Kata
; keracunan terhadap ternak dan hewan piaraan,
- Kesalahan : kata piaraan yang merupakan kata tidak baku.
- Benar : seharunya menggunakan kata peliharaan
2.
– kata : sistem
pencernaan atau mengubah prilaku
serangga
- Kesalahan : penggunaan kata
prilaku yang merupakan kata tidak
baku.
- Benar : diganti dengan kata perilaku
Note: Kalimat-kalimat lain yang memiliki
kesalahan dalam tanda koma dan titik serta kesalahan penggunaan kata,
identifikasinya disatukan dalam identifikasi kalimat tidak efektif dibawah ini.
3.
Identifikasi
kalimat tidak efektif
a.
Kesepadanan
dan kesatuan
Ø Penggabungan kalimat dengan kata hubung dan kata yang all :
1. - kalimat : “Dalam asap cair hasil
pirolisis daun tembakau terdapat beberapa jenis senyawa kimia yang beracun dan
karsinogenik seperti senyawa nikotin, benzene, benzopirine (tar), merupakan
fase partikulat, sedangkan oksigen, karbon monoksida, ammonia, H2S.
N2, dhimethylnitrosamin, formaldehid, hidrogen sianida merupakan
fase gas (Darmadji, 2004).”
- Letak kesalahan : “
….. karsinogenik seperti senyawa nikotin, benzene, benzopirine (tar), merupakan fase partikulat,
sedangkan oksigen, karbon monoksida, ammonia, H2S. N2, dhimethylnitrosamin,
formaldehid, hidrogen
sianida merupakan fase gas (Darmadji, 2004).”
- Penjelasan terhadap kesalahan : dalam kalimat
diatas dan sesuai tempat kesalahan dari kalmat tersebut yakni tidak adanya kata
hubung dan diantara kata benzene, dan benzopirine (tar). Karena setelah kata tersebut terdapat kata
penjelasan yaitu merupakan yang
mengahiri penjabaran dari bahan yang diterangkan. Begitu pula dengan penjelasan
bahan bagian kedua serta dalam kalimat tersebut terdapat tanda titik (.)
diantara H2S dan N2 yang seharusnya
menggunakan tanda koma (,).
- Kalimat perbaikan
(penambahan kata dan): “Dalam asap
cair hasil pirolisis daun tembakau terdapat beberapa jenis senyawa kimia yang
beracun dan karsinogenik seperti senyawa nikotin, benzene, dan benzopirine (tar),
merupakan fase partikulat, sedangkan oksigen, karbon monoksida, ammonia, H2S,
N2, dhimethylnitrosamin, formaldehid, dan hidrogen sianida merupakan fase gas (Darmadji,
2004).”
b.
Variasi
Ø Variasi penggunaan kata dan kehematan
penggunaan kata
1. –
kalimat : “Maka dalam
penggunaannya dapat memberikan pengaruh yang tidak diinginkan terhadap
kesehatan manusia serta
lingkungan pada umumnya.”
- Penjelasan kesalahan : dalam
kata maka lebih baik menggunakan kata
sehingga karena akan lebih
memperlihatkan dampak sedangkan kata maka
memperlihatkan sebab akibat
- Perbaikan : “Sehingga dalam penggunaannya
dapat memberikan pengaruh yang tidak diinginkan terhadap kesehatan manusia
serta lingkungan pada umumnya.”
2. – kalimat : Sehubungan dengan sifatnya yang demikian, maka
komisi pestisida telah mengidentifikasi berbagai kemungkinan yang timbul sebagai akibat penggunaan
pestisida seperti keracunan terhadap pemakai dan pekerja, keracunan terhadap ternak
dan hewan piaraan, keracunan
terhadap ikan, keracunan
terhadap satwa liar, keracunan
terhadap tanaman, kematian musuh alami jasad pengganggu, resistensi jasad pengganggu dan meninggalkan residu
(Sudarmo, 1991).
- Penjelasan kesalahan :
penggunaan kata yang tidak tepat sehingga menunjukkan kalimat yang kurang
efektif dan dalam pengulangan kata yang bisa disebutkan sekali karena dalam
kalimat tersebut ada penggunaan kata yang berlebihan yakni, kata keracunan, terhadap dan kata jasad pengganggu yang bisa dihapus di beberapa
bagian serta penggunaan kata sebagai
yang bisa dihapus, penambahan dan penghilangan kata sambung dan sehingga kalimat akan lebih efektif.
Dalam kalimat tersebut terdapat kata yang tidak baku yakni dalam kata piaraan yang diubah menjadi kata peliharaan.
- Perbaikan : Sehubungan
dengan sifat tersebut, komisi pestisida telah mengidentifikasi
berbagai kemungkinan yang timbul
akibat penggunaan pestisida seperti keracunan terhadap pemakai dan
pekerja, terhadap ternak dan hewan peliharaan, terhadap ikan, satwa liar, tanaman, kematian musuh alami dan resistensi
jasad pengganggu serta meninggalkan residu (Sudarmo, 1991).
3. – kalimat
:
Pestisida alami adalah produk alami seperti daun, bunga, buah, biji, dan batang yang mempunyai
kelompok metabolit sekunder senyawa bioaktif (Sudarma, 2009).
- Penjelasan kesalahan : dalam
kalimat tersebut terdapat penggunaan kata yang berlebihan atau tidak memperhatikan
kehematan pemakaian kata (pemborosan kata) atau bisa disebut ketidak efektifan
kata yang digunakan yang sebaiknnya dihapus yaitu kata alami.
- perbaikan kalimat :
Pestisida alami adalah produk seperti daun, bunga, buah, biji, dan batang yang mempunyai
kelompok metabolit sekunder senyawa bioaktif (Sudarma, 2009).
4. – kalimat
: Beberapa
tumbuhan menghasilka racun,
ada juga yang mengandung senyawa – senyawa kompleks yang dapat
mengganggu siklus pertumbuhan serangga, sistem pencernaan atau mengubah prilaku serangga (Anonim1, 2006).
- Penjelasan kesalahan : dalam
kalimat tersebut terdapat penggunaan kata yang berlebihan (pemborosan kata)
yaitu dalam kata serangga yang bisa dihapus
di beberapa bagian. Penggunaan kata atau
yang diganti dengan kata sambung dan serta penambahan kata dan setelah tanda koma (,) sebelum kata ada sehingga kalimat akan menjadi lebih efektif.
- Perbaikan kalimat :
Beberapa tumbuhan menghasilka racun, dan ada juga yang mengandung senyawa –
senyawa kompleks yang dapat mengganggu siklus pertumbuhan, sistem pencernaan
dan mengubah perilaku serangga (Anonim1, 2006).
5. – kalimat : Dimana golongan nikotin dan alkaloid lainnya,
bekerja sebagai insektisida kontak atau racun perut, terbatasnya pada serangga yang kecil dan
bertubuh lunak.
- Identifikasi kesalahan : dalam
kalimat tersebut diawali dengan kata dimana
yang menunjukkan tempat, namun dalam kalimat tersebut tidak menunjukkan
penjelasan mengenai tempat atau semacamnya sehingga, kata tersebut seharunya
dihapus (tidak digunakan). Dalam kalimat tersebut juga harus ditambahkan kata dan setelah tanda koma (,) yaitu setelah
kata perut dan akhiran –nya pada kata terbatas dihilangkan karena telah ditambahkan kata hubung dan di depan kata tersebut yang menunjukkan
kesepadanan.
- Perbaikan kalimat:
Golongan nikotin dan alkaloid lainnya, bekerja sebagai insektisida kontak atau
racun perut, dan terbatas pada serangga yang kecil dan bertubuh lunak.
6. – kalimat : Dengan demikian
diduga bagian tembakau juga mengandung bahan insektisida (Info Tek, 2008).
- Identifikasi kesalahan : dalam
kalimat tersebut terdapat beberapa kata yang harus dihilangkan karena dapat
menyebabkan kalimat menjadi kacau dan tidak efektif, serta menimbulkan makna
yang berlainan, kata-kata yang harus dihilangkan yaitu kata dengan demikian diganti dengan kata oleh sebab itu, kata di
duga dihapus dan dipindahkan ke bagian tengah setelah kata tembakau.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesepadanan dan kesatuan kata yang seharunya
meletakkan subyek dan predikat di tempat yang benar. Subyek pada kalimat
tersebut adalah kata tembakau, predikat
mengandung, dan objek bahan insektisida.
- Kalimat perbaikan : Oleh
sebab itu tembakau di duga mengandung bahan insektisida (Info Tek, 2008).
7. – kalimat : Dapat dilihat bahwa produksi
tembakau di Nusa Tenggara Barat sangat besar dan sebagian besar daun tembakau
dimanfaatkan untuk produksi rokok, sedangkan batang dari tembakau virginia ini belum dimanfaatkan
secara optimal (masih menjadi limbah), sebagian dimanfaatkan sebagai kayu bakar yang dapat
menimbulkan asap.
- Identifikasi kesalahan : Dalam
kalimat tersebut harus ditambahkan kata sambung dan setelah tanda koma (,)
didepan kata sebagian. Dan dalam
kalimat tersebut juga seharusnya tidak perlu menggunakan kata ini di depan nama tembakau tersebut
(virginia).
- Perbaikan kalimat : Dapat
dilihat bahwa produksi tembakau di Nusa Tenggara Barat sangat besar dan
sebagian besar daun tembakau dimanfaatkan untuk produksi rokok, sedangkan
batang dari tembakau virginia belum dimanfaatkan secara optimal (masih menjadi
limbah), dan sebagian
dimanfaatkan sebagai kayu bakar yang dapat menimbulkan asap.
8. – kalimat : Dimana asap yang dihasilkan
dari proses pembakaran ini merupakan salah satu faktor penyebab pemanasan
global (global warming), dilihat dari sisi ekonomi juga
pemanfaatan batang tembakau ini kurang memiliki nilai ekonomis, sehingga perlu
dilakukan pengkajian agar dapat dimanfaatkan dan ditingkatkan nilai ekonomisnya
yaitu dengan melakukan pirolisis pada batang tembakau sehingga didapatkan asap.
- Identifikasi kesalahan : untuk
ukuran sebuah kalimat, kalimat diatas sangat panjang, dan awalan dari kalimat
tersebut menggunakan kata dimana yang
seharunya tidak menggunakan kata tersebut. Kalimat panjang di atas dapat di
potong menjadi beberapa kalimat sebagai berikut. Kalimat tersebut memiliki
struktur yang kacau dan terdapat pemborosan kata serta variasi kata yang
digunakan tidak sesuai sehingga mengakibatkan kalimat menjadi sangat tidak
efektif. Berikut ini perbaikan kalimat tersebut antara lain.
- Perbaikan kalimat : kalimat (1) Asap yag dihasilkan dari
proses pembakaran merupakan salah satu faktor penyebab pemanasan global (global warming).
(2) Pemanfaatan
batang tembakau ini juga kurang memilki nilai ekonomis untuk meninkatkannya
diperlukan pengkajian, dengan melakukan pirolisis.
- Jika digabungkan akan menjadi : Asap
yag dihasilkan dari proses pembakaran merupakan salah satu faktor penyebab
pemanasan global (global warming).
Pemanfaatan batang tembakau ini juga kurang memiliki nilai ekonomis, untuk
meninkatkannya diperlukan pengkajian, dengan melakukan pirolisis pada batang
tembakau.
9. – kalimat : Asap hasil pirolisis pada
batang tembakau dapat dikonversikan menjadi asap cair dengan begitu asap hasil
pembakaran batang tembakau tidak menjadi bahan pencemar, akan tetapi dapat
menjadi bahan yang bermanfaat.
- Identifikasi kesalahan : dalam
kalimat diatas terdapat kesalahan penggunaan kata dan kata yang kurang variasi.
Dalam kalimat tersebut juga harus dihilangkan beberapa kata untuk membuat
kalimat tersebut menjadi lebih efektif.
- Rekontruksi kalimat : Asap
hasil pirolisis pada batang tembakau dapat dikonversikan menjadi asap cair,
sehingga asap tersebut tidak menjadi bahan pencemar, dan menjadi lebih
bermanfaat.
4.
istila-istilah
dalam bidang kimia
a.
istilah-istilah
dalam bidang kimia beserta maknanya, antara lain :
-
Pestisida
Pestisida atau pembasmi
hama adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau
membasmi organisme pengganggu.
-
sintesis.
Sintesis
(berasal dari bahasa Yunani syn = tambah dan thesis = posisi)
yang biasanya berarti suatu integrasi dari dua atau lebih elemen yang ada yang menghasilkan
suatu hasil baru. Istilah ini mempunyai arti luas dan dapat digunakan ke
fisika, ideologi, dan fenomenologi
-
Residu
Dalam kimia residu adalah
segala sesuatu yang tertinggal, tersisa atau berperan sebagai kontaminan dalam
suatu proses kimia tertentu. Residu terkadang dapat disamakan dengan ampas
atau pengotor.
-
Senyawa
– senyawa kompleks
sering disebut dengan kompleks
koordinasi adalah senyawa yang mengandung atom atau ion (biasanya logam) yang
dikelilingi oleh molekul atau anion, biasanya disebut dengan ligan atau agen
pengompleks
-
Nikotin.
Nikotin adalah
senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang dihasilkan secara alami oleh
berbagai macam tumbuhan, seperti suku terung-terungan solanaceae dan tembakau.
-
Alkaloid
adalah sebuah golongan senyawa basa
bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan (tetapi ini
tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan).
-
Insektisida
kontak.
insektisida
: Insektisida
atau racun anti serangga adalah produk buatan manusia yang dimaksudkan untuk
membasmi serangga perusak (hama).
-
Organik
selulosa
Selulosa merupakan komponen struktural
utama dinding sel dari tanaman hijau, banyak bentuk ganggang dan Oomycetes.
-
Hemiselulosa
Hemiselulosa
merujuk pada polisakarida yang mengisi ruang antara serat-serat selulosa dalam
dinding sel tumbuhan. Secara biokimiawi, hemiselulosa adalah semua polisakarida
yang dapat diekstraksi dalah larutan basa (alkalis). Namanya berasal dari
anggapan, yang ternyata diketahui tidak benar, bahwa hemiselulosa merupakan
senyawa prekursor (pembentuk) selulosa.
-
Lignin
Lignin atau zat
kayu adalah salah satu zat komponen penyusun tumbuhan.
-
Pirolisis
Pirolisis adalah
dekomposisi termokimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau
sedikit oksigen atau pereaksi kimia lainnya, di mana material mentah akan
mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas.
-
Karsinogenik
adalah zat yang menyebabkan
penyakit kanker. Zat-zat karsinogen menyebabkan kanker dengan mengubah asam
deoksiribonukleat (DNA) dalam sel-sel tubuh, dan hal ini mengganggu
proses-proses biologi
-
Benzene
juga dikenal dengan rumus kimia C6H6,
PhH, dan benzol, adalah senyawa kimia organik yang merupakan
cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis. Benzena
terdiri dari 6 atom karbon yang membentuk cincin, dengan 1 atom hidrogen
berikatan pada setiap 1 atom karbon. Benzena merupakan salah satu jenis
hidrokarbon aromatik siklik dengan ikatan pi yang tetap
-
Fase
partikulat
Dikenal juga sebagai partikel
halus, dan jelaga - merupakan subdivisi kecil dari material padat tersuspensi
dalam gas atau cair. Partikulat adalah bentuk polusi udara. Partikel udara
lebih kecil dari 10 sampai partikulat mikrometer dihitung. Partikulat terdiri
dari partikel komposisi ukuran, asal dan kimia yang berbeda.
-
Oksigen
Adalah gas unsur kimia yang tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa yang muncul dalam kelimpahan yang besar di
bumi, terperangkap oleh atmosfer.
-
Karbon
monoksida
Adalah gas yang tidak berwarna,
tidak berasa, tidak mengiritasi dan tidak berbau.Gas ini dihasilkan melalui
pembakaran gas, minyak, petrol, bahan bakar padat atau kayu.
-
Ammonia
Adalah
senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini didapati berupa
gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia).
-
H2S
Hidrogen sulfida, H2S,
adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau seperti
telur busuk.
-
N2
Nitrogen
(N2) adalah gas yang
serba guna. Unsur kimia ini bersifat tidak berwarna , tidak berbau,tidak
berasa,tidak beracun, tidak terbakar,dan tidak membantu pembakaran, bersifat
inert dan sedikit larut dalam air.
-
Dhimethylnitrosamin
Cairan yang ada pada batik dan
merupakan bahan kimia beracun pada rokok.
-
Formaldehid
Senyawa
kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin), merupakan
aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair
yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai
paraformaldehyde atau trioxane
-
Hidrogen
sianida
Hidrogen sianida
(HCN)
adalah senyawa anorganik dengan rumus molekul HCN. Senyawa ini
berbentuk cairan tak berwarna, dan sangat beracun, dengan titik didih sedikit
di atas suhu ruangan, 25,6 °C (78,1 °F). HCN
diproduksi dalam skala industri dan sangat bernilai karena digunakan sebagai
bahan baku banyak senyawa kimia mulai polimer sampai obat-obatan.
-
Fase
gas
Fase artinya
adalah keadaan. Sedangkan
Gas adalah
zat tidak barbentuk, mengisi ruangan pada suhu dan tekanan normal,
tidak terlihat, tidak berbau pada konsentrasi
rendah, dengan perubahan suhu dan tekanan dapat berubah
menjadi cair atau pada
-
Toksisitas
Dalah tingkat merusaknya suatu zat
jika dipaparkan terhadap organisme. Toksisitas dapat mengacu pada dampak
terhadap seluruh organisme, seperti hewan, bakteri, atau tumbuhan, dan efek
terhadap substruktur organisme, seperti sel (sitotoksisitas) atau organ tubuh
seperti hati (hepatotoksisitas). Secara metafora, kata ini bisa dipakai untuk
menjelaskan dampak beracun pada kelompok yang lebih besar atau rumit, seperti
keluarga atau masyarakat.
b.
Sumber
kosa kata Bahasa
-
Pestisida
:
Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide
("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus,
gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu
-
Sintesis
:
Sintesis (berasal dari bahasa Yunani syn = tambah dan thesis
= posisi) yang biasanya berarti suatu integrasi dari dua atau lebih elemen yang
ada yang menghasilkan suatu hasil baru.
-
Residu :
/résidu/ n ampas; endapan (tentang minyak tanah, gula, dan sebagainya)
-
Senyawa
– senyawa kompleks: dalam
KBBI senyawa (1) padu benar; sudah menjadi satu arti
(tentang kata majemuk); sudah menjadi satu zat (tentang unsur kimia); (2) senyawaan;. Kompleks dalam KBBI ; himpunan kesatuan; kelompok: -- perumahan
rakyat;
n industri kelompok bangunan atau daerah tempat kegiatan industri;
n peluncuran gabungan semua fasilitas penunjang
yang diperlukan untuk meluncurkan wahana bermotor roket;
n perkantoran kelompok atau tempat lingkungan
bangunan berbagai kantor;
n perumahan kelompok atau lingkungan bangunan
untuk tempat tinggal
-
Nikotin
:
memiliki 1 arti. Nikotin memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda
sehingga nikotin dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda
dan segala yang dibendakan.
-
Alkaloid : Istilah
"alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap
bersifat basa) pertama kali dipakai oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner
(1819), seorang apoteker dari Halle (Jerman) untuk menyebut berbagai senyawa
yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu sudah
dikenal, misalnya, morfina, striknina, serta solanina).
-
Insektisida
:
berasal dari kata insekta yang
artinya serrangga sehingga dapat diartikan bahwa insektisida adalah pembasmi
serangga
-
Selulosa
:
polisakarida yang dihasilkan oleh sitoplasma sel tanaman yang membentuk dinding
sel
Organik
: berkaitan
dengan zat yang berasal dari makhluk hidup.
-
Hemiselulosa
:
Hemiselulosa memiliki 2 arti. Hemiselulosa adalah sebuah
homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi
maknanya berbeda. Hemiselulosa memiliki arti dalam bidang ilmu kimia.
Hemiselulosa memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga
hemiselulosa dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan
segala yang dibendakan.
-
Lignin : bahan
polimer tidak berbentuk yang bersama-sama dijumpai di antara sel dan dinding
sel tumbuhan, berfungsi sebagai pembentuk kayu
-
Pirolisis
:
berasal dari kata pyro yang berarti
panas dan lysis yang berarti
penguraian atau degradasi, sehingga pirolisis
berarti penguraian biomasa karena panas pada suhu lebih dari 150 0C.
-
Karsinogenik
:
dalam KBBI kar·si·no·gen/ /karsinogén/ n Kim
zat yang dapat menimbulkan kanker dalam jaringan hidup
-
Benzene
:
nama dari salah satu senyawa kimia yang diberikan oleh seorang ilmuan kimia
-
Fasa
Partikulat : unsur butir (dasar) benda atau bagian benda yang
sangat kecil dan berdimensi; materi yang sangat kecil, seperti butir pasir,
elektron, atom, atau molekul
-
Oksigen
:
berasal dari kata oxy yang berarti
pembuat dan "gen" berarti asam, sebuah nama yang mengacu pada
kemampuannya untuk menciptakan asam
-
Karbon
monoksida : diberi nama berdasarkan aturan tata nama senyawa
kimia. Karbon monoksida ini terdiri dari gas karbon dan satu gas oksigen yang
saling berikatan dan membentuk senyawa yang diberi nama karbon monoksida dan
kata mono memperlihatkan bahwa oksigen yang terikat hanya ada satu.
-
Ammonia :
diberi nama berdasarkan tata nama IUPAC.
-
H2S
(Hidrogen sulfide) diberi nama berdasarkan tata nama IUPAC.
-
Nitrogen
(N2) : diberi
nama berdasarkan tata nama IUPAC.
-
Dhimethylnitrosamin
:
diberi nama berdasarkan aturan tata nama IUPAC.
-
Formaldehid
Senyawa kimia formaldehida :
(juga disebut metanal, atau formalin), diberi
nama sesuai dengan aturan tata nama IUPAC.
-
Hidrogen
sianida
Hidrogen sianida
(HCN)
adalah senyawa anorganik dengan rumus molekul HCN. Terdiri dari
senyawa hidrogen dan senyawa sianida diberi nama sesuai dengan aturan
tata nama senyawa yang disahkan oleh IUPAC.
-
Fase
gas
Fase artinya
adalah keadaan. Sedangkan gas dalam
KBBI diartikan sebagai zat ringan yang sifatnya seperti udara (dalam suhu biasa
tidak menjadi cair). Diberi nama sesuai dengan aturan tata nama IUPAC.
-
Toksisitas
Tingkat merusaknya suatu zat jika
dipaparkan terhadap organisme
c.
Identifikasi
istilah termasuk konsep, benda, keadaan, atau proses
-
Pestisida
:
keadaan
-
Sintesis
:
proses
-
Residu : benda
-
Senyawa
– senyawa kompleks : benda
-
Nikotin :
benda
-
Alkaloid
: benda
-
Insektisida
kontak :
benda
-
Organik
selulosa : benda
-
Hemiselulosa : benda
-
Lignin
: benda
-
Pirolisis
: proses
-
Karsinogenik
:
benda
-
Benzene
:
benda
-
Partikulat
: benda. Fase : keadaan. Fase partikulat : keadaan benda.
-
Oksigen
: benda
-
Karbon
monoksida :
benda
-
Ammonia
:
benda
-
H2S
(Hidrogen sulfide) : benda.
-
Nitrogen
(N2) : benda
-
Dhimethylnitrosamin
:
benda
-
Formaldehid
:
benda
-
hidrogen
sianida :
benda
-
gas : benda
-
Toksisitas
:
keadaan.
5.
Pengembangan
teknik penyajian paragraph
a. Dalam
pengembangan teknik penyajian paragraf terdapat beberapa teknik. Salah satunya
adalah teknik penyajian dengan meletakkan sebab
– akibat.
Hubungan
kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini sebab
dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran
penjelas. Dapat juga sebaliknya. Akibat sebagai pikiran utama dan untuk
memahami akibat ini dikemukakan sejulah penyebab sebagai perinciannya.
b. Dalam pendahuluan skripsi yang saya
ambil dari salah satu kakak tingkat program studi kimia, terdapat paragraf yang
disajikan dengan sebab – akibat.
Paragraf tersebut antara lain :
“Penggunaan
pestisida sintesis yang semakin tinggi tidak baik karena pestisida sintesis
adalah racun yang dapat mematikan jasad hidup. Maka dalam penggunaannya dapat
memberikan pengaruh yang tidak diinginkan terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan pada umumnya. Sehubungan dengan sifatnya yang demikian, maka komisi
pestisida telah mengidentifikasi berbagai kemungkinan yang timbul sebagai
akibat penggunaan pestisida seperti keracunan terhadap pemakai dan pekerja,
keracunan terhadap ternak dan hewan piaraan, keracunan terhadap ikan, keracunan
terhadap satwa liar, keracunan terhadap tanaman, kematian musuh alami jasad
pengganggu, resistensi jasad pengganggu dan meninggalkan residu (Sudarmo,
1991).”
Dalam paragraf
tersebut dapat dilihat bahwa sebab digunakan sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran penjelas. Sebab dalam paragraf tersebut ditandai dengan
kalimat yang menjelaskan bahwa pestisida sintesis jika digunakan dalam jumlah
banyak akan berakibat kepada hal-hal yang tidak baik. Sedangkan akibat dalam paragraf tersebut disajikan
setelah sebab yang menjelaskan apa
yang akan terjadi (akibat) jika pestisida tersebut digunakan dalam jumlah
banyak.
Komentar
Posting Komentar